Peran Penting Command Center dalam Mewujudkan Smart City
Di beberapa kota besar, pagi hari boleh dibilang sebagai jam sibuk karena banyak masyarakat yang harus pergi bekerja ke kantornya masing-masing. Saat sedang terburu-buru, kerap terlihat pemandangan beberapa pengendara kendaraan bermotor melanggar marka jalan hingga menerobos lampu lalu-lintas.
Pada era digital seperti saat ini, pelanggaran lalu-lintas yang terjadi di jalan sudah lebih mudah diawasi. Anda mungkin pernah melihat ketika seorang pengendara ditegur lewat pengeras suara karena melewati batas garis berhenti di persimpangan lampu lalu-lintas. Petugas yang menegur memang tidak berada di lokasi, namun dia memantau arus lalu-lintas di wilayah tersebut melalui Command Center sehingga bisa menegur para pelanggar lalu-lintas.
Melalui Command Center atau pusat komando, para petugas dari berbagai dinas maupun instansi bisa berintegrasi di dalamnya ketika sedang mengawasi aktivitas suatu kota dengan bantuan kamera CCTV. Dalam kasus Andi, petugas Dinas Perhubungan yang sedang bertugas tak hanya mengawasi satu wilayah. Petugas itu bisa mengawasi tiga hingga lima wilayah dalam waktu bersamaan secara real time.
Fungsi Command Center tak hanya sebagai monitoring room untuk mengawasi aktivitas perkotaan, namun juga untuk menerima keluhan warga. Warga bisa menghubungi nomor Command Center untuk menyampaikan keluhannya, dan keluhan tersebut bisa langsung ditanggapi oleh dinas atau instansi terkait. Keberadaan Command Center turut membantu dalam koordinasi antar petugas dari dinas maupun instansi yang berbeda. Secara garis besar, Command Center bisa dikatakan sebagai pusat visualisasi dan integrasi data baik yang diperoleh secara online, offline, internal maupun eksternal yang disajikan bersamaan dalam sebuah layar besar di dinding.
Mengingat perannya yang cukup vital, keberadaan Command Center sangat penting bagi sebuah kota yang ingin menjadi smart city atau kota pintar. Melalui teknologi yang digunakan pada fasilitas Command Center, proses birokrasi bisa dipangkas ketika menghadapi keluhan publik. Pemerintah kota setempat juga bisa lebih cepat merespon jika terjadi keadaan darurat di wilayahnya. Misalnya, ketika terjadi pergerakan massa dalam jumlah yang cukup besar, pemerintah kota bisa langsung menghubungi aparat keamanan untuk membantu proses pengamanan aksi demi mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
Dengan memanfaatkan teknologi, warga sebenarnya juga bisa menyampaikan keluhan ke Command Center tanpa harus melakukan panggilan telepon. Mereka bisa menyampaikannya ke akun media sosial pemerintah daerah setempat, atau melalui aplikasi pihak ketiga yang sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah. Sebagai contoh, saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki aplikasi Citizen Relation Manajemen (CRM) yang mengintegrasikan delapan kanal pengaduan warga seperti Twitter, Facebook, situs web resmi Pemprov DKI Jakarta, SMS, LAPOR 1708, e-mail, aplikasi Qlue, hingga aduan masyarakat di kecamatan (setiap hari Sabtu).
Adapun selain Pemprov DKI, saat ini ada beberapa pemerintah daerah lain yang juga memiliki Command Center sebagai upaya mewujudkan smart city di wilayahnya seperti Jawa Barat dan Surabaya. Command Center Jawa Barat sudah diresmikan sejak Mei 2018 dan saat ini sudah terhubung dengan sebelas aplikasi. Sedangkan Surabaya, sudah meresmikan Command Center di wilayahnya sejak Juli 2016. Sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Surabaya dilibatkan dalam Command Center ini mulai dari Satpol PP, Bakesbangpol dan Linmas, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perhubungan, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, hingga Pemadam Kebakaran. Warga Surabaya bisa menyampaikan keluhan ke Command Center ini melalui panggilan telepon 112.
https://indosatooredoo.com/id/business/insight/peran-penting-command-center-dalam-mewujudkan-smart-city